1.
Di sebuah kelas ada seorang anak laki-laki yang
pintar dalam hal akademik namun kurang dalam hal sikap. Anak ini paling malas
jika dimintai tolong untuk menjelaskan materi yang temannya belum pahami. Di
kelas itu hanya dia yang cepat paham materi sehingga guru pun banyak yang minta
tolong ke anak tersebut untuk membantu beberapa temannya. Tapi ternyata anak
itu kurang suka berbagi ilmu.
Jawab : Memberi pengertian kepada anak
bahwa dengan berbagi apa yang kita bagi itu tidak akan hilang tetapi malah
bertambah. Dan ilmu yang bermanfaat adalah salah satu amal yang pahalanya tidak
akan terputus hingga setelah kita mati nanti. Justru kalau ilmu tidak
disebarluaskan akan berakibat lupanya kita mengenai ilmu tersebut.
2.
Kurangnya komunikasi antara anak dengan orang
tua yang terkadang di sepelekan oleh sebagian besar orang tua ternyata dapat
berdampak yang tidak baik untuk anak. Salah satunya adalah anak tersebut
menjadi malas berbicara, malas menegur orang, cenderung cuek sama lingkungan
sekitarnya, dan bahkan anak tersebut tidak peduli sama dirinya sendiri. Sungguh
memprihatinkan. Padahal anak ini kritis dalam berpikir, tetapi karena
kemalasannya tadi, anak ini menjadi tidak berani mengungkapkan pemikirannya.
Hal ini tentu cukup merugikan diri sendiri karena anak ini menjadi tidak bisa
mengapresiasikan dirinya.
Jawab : Orang tua harus membiasakan diri
untuk lebih banyak mendengarkan cerita anak agar anak terbuka dan berani mengungkapkan pendapatnya sehingga
orang tua pun paham apa yang anak inginkan, meskipun ada kalanya orang tua
tidak harus menuruti kemauan anak. Dari hal tersebut anak juga belajar bahwa
kemauan atau keinginan tidak sama dengan kebutuhan. Oleh karena itu, tidak
semua keinginan harus dipenuhi oleh orang tua. Anak pun belajar menerima sebuah
penolakan dengan dewasa dan berjiwa besar.
3.
Anak ini harus menjadi tulang punggung keluarga
padahal umurnya masih dibawah 17 tahun. Dia anak pertama dari 2 bersaudara.
Orang tuanya sudah cerai. Dan keadaan pun memaksa dia untuk hidup di jalanan
demi menghidupi seorang adiknya bahkan menyekolahkannya. Anak ini anak yang
pintar, periang, dan punya ingatan yang cukup kuat. Tapi dengan sangat terpaksa
anak ini tidak melanjutkan sekolahnya.
Jawab : Memang seharusnya orang tualah yang
menanggung biaya sekolah anaknya. Namun jika seperti ini keadaannya sosok
seorang guru juga dipertanyakan keberadaannya. Sikap yang cukup bijak untuk
menanggapi masalah ini adalah dengan tetap memberinya perhatian dan pengawasan
serta nasehat-nasehat yang principal, yang membuat anak ini tetap ada rasa
ingin belajar meskipun bukan di sekolah formal.
4.
Emosi anak yang masih labil jika tidak terdidik
dengan baik akan membentuk pribadi anak yang kurang menyenangkan seperti
misalnya temperamental. Anak yang sebenanrnya pandai bersosialisasi ini menjadi
kurang disenangi temannya karena sifatnya yang temperamental ini. Orang tuanya
pun memanjakannya sehingga menambah efek yang tidak bagus terhadap kepribadian
anaknya.
Jawab : Kepintaran orang tua dalam mengolah
emosi anak memang dibutuhkan dalam pendidikan anak di rumah. Jika dirumah sang
anak tidak mendapatkan pendidikan emosi ini, tentu berefek ke keadaan di
sekolahnya. Sebagai guru haruslah kita peka terhadap keadaan psikis murid. Guru
harus paham apa yang sedang dialami oleh muridnya oleh karena itu penting bagi
guru memahami maksud dari sikap-sikap “aneh” murid yang mungkin sebenarnya itu
bukan sikap asli dari murid tersebut.
5.
Kedisiplinan sangat dibutuhkan untuk bekal hidup
seorang anak ketika kelak dewasa nanti. Membiasakan anak untuk disiplin itu
penting tetapi sering terlupakan oleh orang tua. Sehingga banyak anak yang
pintar pelajaran namun tidak pintar mengefisienkan waktu karena
ketidakdisiplinannya. Misal mengerjakan PR di sekolah karena kepintarannya sehingga
mampu menyelesaikan PR dengan cepat.
Jawab : Seorang guru harus memberi tahu
pentingnya sikap disiplin untuk keseharian hidup. Cara member tahunya dengan
mencontohkan dan membiasakan murid untuk bersikap disiplin. Contoh nyatanya
dengan tepat waktunya ketika masuk kelas dan mengajar, sehingga waktu menjadi
efisien dan padat isi. Dengan begitu murid akan terbiasa untuk tepat waktu juga
dalam mengerjakan tugas dan tidak banyak membuang waktu untuk hal-hal yang
tidak bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar