Ada seorang guru yang bernama Kiyai Hamat, beliau mempunyai
murid cerdas yang bernama Abu Hanifah yang pada saat itu berusia kurang dari 10
tahun. Pada suatu hari, Kiyai Hamat mendapat surat tantangan dari orang kafir
untuk berdebat di balai desa. Kiyai Hamat panic sehingga tidak konsen ketika
mengajar. Kepanikan Kiyai Hamat memancing Abu Hanifah untuk bertanya tentang
apa yang sedang terjadi pada beliau. Setelah pelajaran usai, Kiyai pun kembali
ke rumah beliau. Abu Hanifah datang kerumah Kiyai Hamat untuk bertanya.
A : Wahai Kiyai, kenapa Kiyai terlihat panik ketika mengajar
tadi?
K : Wahai muridku Abu Hanifah, saya baru saja mendapat surat
tantangan dari orang kafir untuk berdebat di balai desa besok pagi.
A : Lalu, apa yang membuat engkau panik wahai Kiyai?
K : Jika kita kalah, kita harus masuk agama mereka. Dan
sebaliknya.
A : Kiyai, bsk pagi kita berangkat berdua ke balai desa
untuk memenuhi undangan tantangan mereka.
K : Kamu anak kecil tau apa? Sudahlah sana kembali ke
kamarmu. Saya tidak yakin bsk akan datang.
A : Bsk pagi saya tunggu Kiyai disini (di depan rumah Kiyai)
*Kiyai menghela napas, Abu Hanifah pun kembali pulang
Malamnya, selepas sholat isya, Kiyai Hamat membaca quran
untuk menenangkan dirinya hingga akhirnya beliau tertidur. Di dalam tidur
beliau, beliau bermimpi sepert ini :
-Kiyai Hamat berada di sebuah rumah yang besar nan indah. Di
pojok ruangnya ada tanaman hijau yang sedang dimakan oleh anjing. Tetapi ada
satu tanaman hijau yang tidak dimakan oleh anjing karena ternyata di balik tanaman
tersebut ada singa yang memakan anjing tsb.
Terbangunlah Kiyai Hamat dari tidurnya diwaktu subuh. Beliau
segera sholat dan mendatangi murid ciliknya, Abu Hanifah, untuk menceritakan
mimpi beliau. Sesampainya di tempat Abu Hanifah, beliau menceritakan mimpinya. Dengan
‘enteng’nya Abu Hanifah yang cilik itu menanggapi,
“Wahai Kiyai, rumah besar yang ada di mimpi itu adalah agama islam, tanaman hijau itu adalah para ulama, dan anjing-anjing itu adalah orang kafir. Nah, tanaman hijau yang ga dimakan sama anjing itu engkau Wahai Kiyai, dan saya adalah singa yang memakan anjing itu”. Kiyai Hamat yakin sama apa yang dijelaskan oleh muridnya, “Oh begitu ya? Baiklah, ayo kita berangkat sekarang ke balai desa”.
“Wahai Kiyai, rumah besar yang ada di mimpi itu adalah agama islam, tanaman hijau itu adalah para ulama, dan anjing-anjing itu adalah orang kafir. Nah, tanaman hijau yang ga dimakan sama anjing itu engkau Wahai Kiyai, dan saya adalah singa yang memakan anjing itu”. Kiyai Hamat yakin sama apa yang dijelaskan oleh muridnya, “Oh begitu ya? Baiklah, ayo kita berangkat sekarang ke balai desa”.
Sesampainya di balai desa, sudah tersedia dua podium, masing-masing
untuk Kiyai Hamat dan orang kafir. Debat pun dimulai.
Pertanyaan pertama
Kafiruun : Wahai kamu orang islam, apa kamu yakin bahwa
Allah itu ada?
Kiyai : ya, saya yakin
Kafiruun : apa buktinya?
Abu Hanifah yang ada di belakang podium Kiyai Hamat sambil
memegang sandal Kiyai meminta izin kpd Kiyai untuk menjawab pertanyaan itu.
Kiyai mengizinkan.
Abu Hanifah : hey kamu orang kafir, kamu tuh hidup ga sih?
Kafiruun : ya, saya hidup
Abu Hanifah : tunjukkan aku mana rohmu?
Kafiruun : oiya, mana ya?
-----
SKOR PERTAMA 1 UNTUK ISLAM DAN 0 UNTUK KAFIRUUN :D
Pertanyaan kedua
Kafiruun : hey orang islam, kamu masih yakin bahwa Allah itu
ada?
Kiyai Hamat : ya, yakin
Kafiruun : sebelum Allah ada siapa?
Abu Hanifah kembali meminta izin untuk menjawab dan
diizinkan.
Abu Hanifah : hey orang kafir, coba lihat jari-jarimu.
Sebelum kelingkingmu ada apa?
Kafiruun : jari manis
Abu Hanifah : sebelum itu?
Kafiruun : jari tengah
Abu Hanifah : sebelum itu?
Kafiruun : telunjuk
Abu Hanifah : sebelum itu?
Kafiruun : jempol
Abu Hanifah : sebelum itu?
Kafiruun : apa ya? -----
Abu Hanifah : Ah kamu mikirin jari sendiri aja ga bisa,
malah mau mikirin sebelum Allah siapa
Kafiruun : ???
SKOR SEMENTARA 2 UNTUK ISLAM DAN 0 UNTUK KAFIRUUN :D
Pertanyaan terakhir.
Kafiruun : Kamu masih yakin Allah itu ada?
Kiyai Hamat : ya, yakin
Kafiruun : apa kalian tau sekarang Allah lagi ngapain?
Lagi-lagi Abu Hanifah yang menjawab
Abu Hanifah : hey orang kafir, dari tadi sudah dua
pertanyaan saya jawab dari belakang podium. Sekarang gantian dong. Kamu turun
podium, saya di atas podium kamu.
Kafiruun : oh, boleh
Setelah Abu Hanifah naik ke atas podium orang kafir, dengan
lantang beliau menjawab, “Allah sedang menurunkan orang yang hina dan menaikkan
orang mulia ke atas podium”
Kafiruun : --------- ??????
SKOR AKHIRNYA ADALAH 3 UNTUK ISLAM DAN 0 UNTUK KAFIRUUN :D
Dengan begitu, perjanjian pun terpenuhi yaitu jika kafir
kalah, mereka harus masuk islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar